Ada hal yang sangat menarik yang menjad ciri khas dari desa ini, yaitu adanya ‘Kolecer’.
Apakaha kolecer itu? sepintas dari kami saat pertama mendengarkan kata ‘kolecer’ sungguh asing, karena itu pertama kalinya kami diberitahu tentang adanya ‘benda yang menyerupai kincir angin’. Namun rasa penasaran kami hilang sesaat setelah kami melihat langsung ‘benda’ yang menjadi ciri khas desa Sirap ini. Untuk berbagi pengalaman saja, kami akan menjelaskan apakah ‘kolecer’ itu…
Kolecer, bentuknya tiang yang ujung atasnya terdapat baling-baling (mirip seperti kincir angin yang ada di luar negeri-yaitu Belanda), pada awalnya kolecer dibuat untuk menakuti burung yang pada perkembangannnya kolecer tersebut memiliki suara yang khas.. Kolecer terdiri dari beberapa bagian, seperti Tatanger. Tatanger itu sejenis tiang yang diikat dengan ikatan beberapa buah, (tiang terbuat dari bambu yang diikat yang tiap ikatannya terdiri dari beberapa bambu dengan ketinggian rata2 5-10 meter tergantung besar baling2 bambu yang dipakai. Biasanya bambu yang digunakan jenisnya ada beberapa, yaitu bambu bitung, bambu surat, dan untuk talinya itu memakai awi tali (tali khusus untu mengikat bambu) , bagian selanjutnya yang menempel yaitu sengked yang masih terbuat dari bamboo yang bentuknya seperti tangga berfungsinya sebagai tempat naik turun, kemudian bagian lain bernama ‘ebeg’ (sejenis ijuk yang disusun seperti bentuk sapu sehingga berbentuk segitiga siku2 yang fungsinya untuk mengarahkan kolecer menghadap sesuai arah angin, 3. solobong (sejenis bambu tempat ditancapkannya gagang kolecer dan layang2 kolecer), 4. barungbung (sejenis bamboo kecil / pada perkembangannya berbentuk kayu tengahnya bolong yang digunakan sebagai lubang pemutar….kolecer (baling-baling) bagian yang berputar terbuat dari bambu/kayu, pada prinsipnya pada kolecer yang panjang diatas 3 meter memakai bahan dari kayu, beberapa kayu yang digunakan untuk kolecer antar lain kayu jati, kayu tisuk, kayu kimau, kayu kitanah, dan kayu kiwelang, bagian terakhir langlayang (bagian ini terbuat dari bambu yang berbentuk panjang menancap pada gagang yang melalui solobong dan bentuk ini mirip kalajengking…fungsinya ini untuk penyeimbang…(menempelnya ebeg).
Biasanya musim kolecer dipasang ketika saat musim angin barat dan biasanya desa ini ditempel di sawah kulon sampai ratusan dan ketika musim kemarau dimana datang angin dari timur pemilik kolecer memasangnya di sawah dago. Kolecer dipasang di tengah sawah dan diarahkan sesuai datangnya arah angin. kolecer ini diperjualbelikan juga, namun intinya hanya untuk hiburan masyarakat desa saja.
aduh geuning mani terang timana kolecer mirip kincir angin di belanda... memang tos ka belanda GAN....hahahaha... salam tiurang sirap keneh... pengelola blog pkg rancamanggung...
BalasHapussami2 punten nembe dibales.. sataun abdi di belanda heheee
BalasHapus